This is an example of a HTML caption with a link.

Senin, 22 April 2024

6 Desa di Kota Sawahlunto jadi Lokus Kegiatan “Pemajuan Kebudayaan Desa Warisan Dunia”

Paska pengakuan dari Lembaga Dunia (UNESCO) yakni Warisan Tambang Batu Bara Ombilin (WTBOS) terus dilaksanakan program-program Penguatan Ekosistem oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan terutama kepada Masyarakat yang memiliki tinggalan WTBOS dalam wilayah Nagari atau Desa yang bersentuhan langsung dengan Warisan Dunia ini.

Di Sumatra Barat, terdata sebanyak 80 Nagari/Desa yang memiliki tinggalan WTBOS, pada tahun 2024 ini ditetapkan oleh Kemendikbud sebanyak 22 Nagari/Desa sebagai penerima manfaat dari Program ini dengan tajuk “Pemajuan Kebudayaan Desa Warisan Dunia”.

 

Terdapat 6 (enam) Desa yang ditunjuk menjadi bagian dari program tersebut diantaranya, Desa Silungkang Oso, Desa Silungkang Tigo, Desa Muaro Kalaban, Desa Sikalang, Desa Salak dan Desa Rantih. Keseluruh Desa tersebut akan melaksanakan Aktivasi Nilai yang terkandung dalam Warisan Dunia.

 

PLTU SALAK, ATRIBUT WTBOS
Melestarikan nilai-nilai yang terkandung dalam Warisan Budaya Dunia dan budaya yang ada di Desa, Menindaklanjuti penetapan Warisan Dunia oleh UNESCO serta memberdayakan Masyarakat desa untuk memajukan budaya desanya yang diselaraksan dengan nilai-nilai Warisan Dunia, itulah beberapa tujuan dari kegiatan Penguatan Ekosistem Kebudayaan di Desa-desa Warisan Dunia Tersebut.

 

Nantinya akan ada beberapa tahapan Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan yang sebelumnya akan dilaksanakan Lokarya oleh Kemendikbud RI sebagai bentuk sosialisasi Program dan Kegiatan. Rangkaian pelaksanaan diantaranya Program temu dan kenali Potensi Budaya Desa, Penguatan Narasi Nilai Warisan Dunia dan Aktivasi nilai yang terkandung pada Warisan Dunia.

 

Dinas Kebudayaan Sawahlunto, sosialisasisasikan
Proram Desa Pemajuan Kebudayaan
Semoga melalui Program Pendampingan yang rencananya akan laksanakan selama 3 tahun kedepan, dapat meningkatkan kecintaan Masyarakat khususnya Kota Sawahlunto akan Nilai-nilai Penting terhadap Upaya Pelestarian Kota Sawahlunto sebagai bahagian penting dari Pengangkuan yang telah diberikan Oleh UNESCO, sehingga dapat mendukunng Upaya Pemajuan Kebudayaan serta meningkatkan Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) Kota Sawahlunto dan Provinsi Sumatra Barat



Sosialisasi Program Pemajuan Desa


 

 

syukri-23042024







Senin, 08 Januari 2024

STOOMWALS / STEAM ROLLER

STOOMWALS / STEAM ROLLER

==========

MESIN GILING


Pemandangan unik terlihat ketika kita baru memasuki rumah Dinas Walikota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat. Ketika mengarahkan pandangan sebelah kiri dari gerbang masuk atau berhadapan langsung dengan pos security, pandangan kita akan disguhkan pada  sebuah monumen alat berat tempo dulu yang dipajang dan ditata sesuai dengan estetika Taman pada rumah dinas tersebut. 



Alat berat tersebut bisa dibilang langka bernama Stomwals. Menurut informasi dan dokumentasi pada papan informasi, alat tersebut biasa digunakan untuk meratakan tanah dalam pembuatan jalan beraspal pada dahulunya di Sawahlunto. Untuk menggerakanya memakai tenaga uap, hasil pembakaran batu bara.

 

Sebelum dikonservasi seperti pada saat ini, alat berat tersebut dipajang di kawasan MuseuKereta Api dengan kondisi yang belum dirawat dan belum dicat saat itu. Kemudian setelah dikonservasi oleh pihak terkait, barulah dipajang sebagai benda cagar budaya yang telah teregistrasi dan juga sudah ditambah informasi tentang benda tersebut.

 





Minggu, 07 Januari 2024

SRIKANDI SAWAHLUNTO HADIR DI PANGGUNG SPEKTAKULER KONSER KARAWITAN SOLO 2023

SRIKANDI SAWAHLUNTO HADIR DI PANGGUNG SPEKTAKULER KONSER KARAWITAN SOLO 2023

(Syukri, S.Sn)



Sawahlunto yang dikenal dengan Multietnis sebagai dampak sosial budaya atas aktivitas tambang zaman Belanda yang telah mendatangkan berbagai suku bangsa di Sawahlunto turut mempengaruhi kesenian-kesenian di Kota Warisan Budaya Dunia yang telah ditetapkan UNESCO di Abarzaijan pada 6 Juli 2009.

 

Kesenian Minang, Jawa, Batak, Sunda, Tionghoa saling berdampingan mengisi ruang-ruang publik di Kota Sawahlunto, baik pada Event tingkat Kota, Provinsi dan Nasional bahkan Internasional sebut saja Keroncong, Campur Sari, Randai, Shalawat Duluang, Talempong Pacik, Campur Sari, Wayang Kulit, Taganing yang selalu dijaga kelestariannya oleh Masyarakat pendukung kesenian tersebut.


Sanggar Srikandi salah satu Kelompok Musik dengan kekuatan Bina Vokalia dan Musik Karawitan Khas Jawa dengan beranggotakan dominan terdiri dari Perempuan, ibu-ibu paruh baya dan Mahasiswi di Kota Sawahlunto telah memperlihatkan eksistensinya dalam upaya Pelestarian Kebudayaan sesuai dengan Amanat UU No. 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

 

Srikandi memenuhi Undangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta untuk menghadiri Event Konser Karawitan 2023 yang dilaksanakan pada Hari Senin tanggal 23 Oktober 2023 di Halaman Balai Kota Surakarta. Panitia memberi tema kegiatan ini dengan tajuk “"Konser Karawitan "Gaung Gongso Membahana" menghadirkan tabuhan gamelandari Solo, Semarang, Banyumas, Banyuwangi, Bali, dan Sawahlunto. Suatu pengalaman musik instrumen tradisional yang menggelegar, karya diciptakan khusus untuk memukau anak muda dan memperkenalkan mereka pada keindahan musik gamelan. Kegiatan ini sekaligus bagian dari rangkaian memperingati hari Sumpah Pemuda.

 

Kesempatan yang luar biasa didapatkan oleh Sanggar Srikandi, karena mendapat kehormatan undangan Group di luar Pulau Jawa yang notabene adalah Sarangnya Gamelan, bersama dengan Bali hadi di Panggung ini. Peserta lainnya berasal dari Semarang, Banyuwangi, Serengan dan kelompok Gamelan Lokal Surakarta.


Dengan menghadirkan kekuatan team 8 orang, Srikandi mengangkat tema Gelanggang Suara dengan merepresentasikan budaya multikultural kedalam media bunyi dan vokal mempersembahkan karya komposisi musik dengan mengunakan instrument perangkat gamelan Jawa dan perangkat alat  musik Minangkabau.



Gelanggang Suara diawali dengan alunan Bansi alat tiup tradisional Minangkabau oleh musisi perempuan di iringi dengan Kaba yang menyampaikan sejarah Kota Sawahlunto dan diperkuat oleh tampilan visual art terkait Profil Kota Sawahlunto. Kehadiran musik talempong pacik datang dari samping panggung mengambarkan arak-arakan datangnya para pekerja tambang ke Sawahlunto. Narasi-narasi multikultural dilahirkan melalui dendang-dendang Minang dan Saling bersahutan dengan Lantunan Vokal khas Jawa yang dibawakan salah satu personil Pria. Vokal Solo pendendang mengantarkan jembatan melodi menuju lagu Sawahlunto Idaman dengan iringan Musik Gamelan, dilanjutkan dengan Lagu-lagu garapan bertema Sawahlunto yang diiringi Ansambel Karawitan Gamelan. Garapan ritmis memperkuat karya Gelanggang Suara dengan pengolahan tabuhan gendang sunda yang bersahutan atau “responsorial” dengan variasi tepukan tangan dan tamborin. 


Semangat Sanggar Srikandi untuk memperkenalkan Budaya Sawahlunto di Luar Provinsi perlu di Apresiasi dan diharapkan menjadi Motivasi bagi Kelompok seni dan Komunitas penggiat seni di Kota Sawahlunto agar terus berkarya dan melestarikan budaya sehingga bisa dilirik juga oleh para kurator Festival di tinggkat Nasional maupun Internasional untuk dapat mempresentasikan hasil hasil karya yang telah diproses pada dapur produksi masing-masing kelompok. 








Radio Cimbuak.net